Jumat, 27 November 2015

Komparator

PENGERTIAN DAN FUNGSI KOMPARATOR



      Komparator adalah sebuat rangkaian yang dapat membandingkan besar tegangan masukan. Komparator biasanya menggunakan Op-Amp sebagai piranti utama dalam rangkaian.Vref di hubungkan ke +V supply, kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai pembagi tegangan, sehingga nilai tegangan yang di referensikan pada masukan + op-amp adalah sebesar :

                    V = [ (R1/(R1+R2) ]


      Vsupply Op-amp tersebut akan membandingkan nilai tegangan pada kedua masukannya, apabila masukan (-) lebih besar dari masukan (+) maka, keluaran op-amp akan menjadi sama dengan – Vsupply, apabila tegangan masukan (-) lebih kecil dari masukan (+) maka keluaran op-amp akan menjadi sama dengan + Vsupply. Jadi dalam hal ini jika Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi – Vsupply, jika sebaliknya, Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi + Vsupply. Untuk op-amp yang sesuai untuk di pakai pada rangkaian op-amp untuk komparator biasanya menggunakan op-amp dengan tipe LM339 yang banyak di pasaran.

      Komparator merupakan rangkaian elektronik yang akan membandingkan suatu input dengan referensi tertentu untuk menghasilkan output berupa dua nilai (high dan low). Suatu komparator mempunyai dua masukan yang terdiri dari tegangan acuan (Vreference) dan tegangan masukan (Vinput) serta satu tegangan ouput (Voutput).

      Dalam operasinya opamp akan mempunyai sebuah keluaran konstan yang bernilai"low" saat Vin lebih besar dari Vrefferensi dan "high" saat Vin lebih kecil dari Vrefferensi atau sebaliknya. Nilai low dan high tersebut akan ditentukan oleh desain dari komparator itu sendiri. Keadaan output ini disebut sebagai karakteristik output komparator.

      Kerja dari komparator hanya membandingkan Vin dengan Vref-nya maka dengan mengatur Vref, kita sudah mengatur kepekaan sensor terhadap perubahan tingkat intensitas cahaya yang terjadi. Dimana semakin rendah Vref semakin sensitif komparator terhadap perubahan tegangan Vin yang diakibatkan oleh perubahan intensitas cahaya.

Sensor Ultrasonik


SENSOR ULTRASONIK

Pengertian Sensor Ultrasonik

     Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik).


     Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi sangat tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar oleh telinga manusia. Bunyi ultrasonik dapat didengar oleh anjing, kucing, kelelawar, dan lumba-lumba. Bunyi ultrasonik nisa merambat melalui zat padat, cair dan gas. Reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat padat hampir sama dengan reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat cair. Akan tetapi, gelombang bunyi ultrasonik akan diserap oleh tekstil dan busa.

Cara Kerja Sensor Ultrasonik

     Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah alat yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Secara umum, alat ini akan menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target. Setelah gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan memantulkan kembali gelombang tersebut. Gelombang pantulan dari target akan ditangkap oleh sensor, kemudian sensor menghitung selisih antara waktu pengiriman gelombang dan waktu gelombang pantul diterima.

cara kerja sensor ultrasonik dengan transmitter dan receiver (atas), sensor ultrasonik dengan single sensor yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver sealigus

     Secara detail, cara kerja sensor ultrasonik adalah sebagai berikut:

  • Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi tertentu dan dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz. Untuk mengukur jarak benda (sensor jarak), frekuensi yang umum digunakan adalah 40kHz.
  • Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda, maka sinyal tersebut akan dipantulkan oleh benda tersebut.
  • Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima, maka sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jarak benda tersebut. Jarak benda dihitung berdasarkan rumus :

S=340.t/2

dimana S merupakan jarak antara sensor ultrasonik dengan benda (bidang pantul), dan t adalah selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh transmitter dan waktu ketika gelombang pantul diterima receiver.

Aplikasi Sensor Ultrasonik

     Dalam bidang kesehatan, gelombang ultrasonik bisa digunakan untuk melihat organ-organ dalam tubuh manusia seperti untuk mendeteksi tumor, liver, otak dan menghancurkan batu ginjal. Gelombang ultrasonik juga dimanfaatkan pada alat USG (ultrasonografi) yang biasa digunakan oleh dokter kandungan.

     Dalam bidang industri, gelombang ultrasonik digunakan untuk mendeteksi keretakan pada logam, meratakan campuran besi dan timah, meratakan campuran susu agar homogen, mensterilkan makanan yang diawetkan dalam kaleng, dan membersihkan benda benda yang sangat halus. Gelombang ultrasonik juga bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan mineral maupun minyak bumi yang tersimpan di dalam perut bumi.

     Dalam bidang pertahanan, gelombang ultrasonik digunakan sebagai radar atau navigasi, di darat maupun di dalam air. Gelombang ultrasonik digunakan oleh kapal pemburu untuk mengetahui keberadaan kapal selam, dipasang pada kapal selam untuk mengetahui keberadaan kapal yang berada di atas permukaan air, mengukur kedalaman palung laut, mendeteksi ranjau, dan menentukan puosisi sekelompok ikan.


Gerbang Logika

GERBANG LOGIKA

      Gerbang-gerbang logika merupakan dasar untuk merancang dan membangun rangkaian elektronika digital. Suatu gerbang logika mempunyai satu terminal keluaran dan satu atau lebih terminal masukan. Keluaran dan masukan gerbang logika ini dinyatakan dalam kondisi HIGH (1) atau LOW (0). Dalam suatu sistem TTL level HIGH diwakili dengan tegangan 5V, sedangkan level LOW diwakili dengan tegangan 0V.


Simbol gerbang AND, OR, INVERTER, NAND, dan NOR yang digunakan oleh American National Standard Institute (ANSI) dan Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) (a) lama dan (b) baru.

GERBANG AND

      Gerbang  AND merupakan suatu rangkaian logika yang mempunyai 2 atau lebih masukan, dengan satu keluaran. Seperti yang ditunjukkan gambar 1, gerbang AND dengan 2 masukan dapat dianalogikan sebagai 2 saklar seri yang digunakan untuk  menghidupkan lampu.  Lampu C akan menyala  bila saklar SA dan saklar SB  sama-sama ditutup  (logika 1) dan lampu C akan padam  jika  salah satu atau kedua saklar SA dan saklar SB  dibuka (logika 0).

GAMBAR 1
Analogika dan Simbol AND

      Oleh karena itu keluaran gerbang AND dapat diekspresikan dengan aljabar Boolean sebagai berikut, C=A.B. dan apabila ditabelkan diperoleh seperti tabel 1.

      Adapun   Gambar 1 mengambarkan simbul AND lama,  yang sampai saat ini masih sering dipakai dalam rangkaian digital oleh American National Standard Institute (ANSI) dan Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE), serta simbul yang digunakan  oleh National Electrical Manufacturer’s Association (NEMA).

Masukan
Keluaran
A
B
CAND
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1

                           TABEL 1
Tabel Kebenaran Gerbang AND 2 Masukan

GERBANG OR

      Gerbang  OR merupakan suatu rangkaian logika yang mempunyai 2 atau lebih masukan,  dengan satu keluaran. Seperti yang ditunjukkan gambar 1.1. gerbang OR dengan 2 masukan dapat dianalogikan sebagai  2 saklar paralel yang digunakan untuk  menghidupkan lampu.  Lampu C  akan menyala  bila salah satu atau kedua saklar SA  dan saklar SB  sama-sama ditutup  (logika 1) dan lampu C akan padam hanya jika  kedua  saklar SA dan saklar SB  dibuka (logika 0)
Oleh karena itu keluaran gerbang OR dapat diexpresikan dengan aljabar Boolean sebagai berikut, C=A+B  dan apabila ditabelkan diperoleh, seperti tabel 1.1. 

      Adapun   Gambar 1.1 mengambarkan simbul OR lama,  yang sampai saat ini masih sering dipakai dalam rangkaian digital oleh American National Standard Institute (ANSI) dan Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE), serta simbul yang digunakan  oleh National Electrical Manufacturer’s Association (NEMA).


GAMBAR 1.1
Analogi dan Simbol Gerbang OR

Masukan
Keluaran
A
B
COR
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1

                                     TABEL 1.1
     Tabel Kebenaran Gerbang Kebenaran OR 2 Masukan

GERBANG NOT

      Gerbang inverter (NOT) merupakan suatu rangkaian logika yang berfungsi sebagai "pembalik", jika masukan berlogika 1, maka keluaran akan berlogika 0, demikian sebaliknya.
Seperti yang ditunjukkan gambar 1.2. gerbang NOT dapat dianalogikan sebagai sebuah saklar yang dihubungkan paralel dengan lampu, lampu akan menyala jika saklar  SA terbuka (logika 0),  dan lampu akan padam jika saklar SA dalam kondisi tertutup (logika 1).

      Oleh karena itu keluaran gerbang NOT dapat diexpresikan dengan aljabar Boolean sebagai berikut, C=A ̅ dan apabila ditabelkan  diperoleh seperti tabel 1.2. 
Adapun. Gambar 1.2 mengambarkan  simbul NOT lama,  yang sampai saat ini masih sering  dipakai dalam rangkaian digital oleh American National Standard Institute (ANSI) dan Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE), serta simbul yang digunakan  oleh National Electrical Manufacturer’s Association (NEMA).

GAMBAR 1.2
Analogi dan Simbol Gerbang NOT

Masukan
Keluaran
A
C=
0
1
1
0

                            TABEL 1.2
           Tabel Kebenaran Gerbang NOT

GERBANG NAND

      Gerbang  NAND merupakan suatu rangkaian logika yang mempunyai 2 atau lebih masukan, dengan satu keluaran. Gerbang NAND merupakan rangkaian logika kombinasi dari gerbang AND yang dikuti gerbang NOT. 

      Gerbang NAND dapat dianalogikan sebagai 2 sebuah saklar seri yang dihubungkan paralel dengan lampu, sebagaimana Gambar 1.3, lampu akan menyala bila salah satu atau kedua saklar SA atau saklar SB  dibuka (logika 0), dan lampu akan padam  hanya jika  kedua  saklar SA dan saklar SB ditutup (logika 1).

      Oleh karena itu keluaran gerbang NAND dapat diekspresikan dengan aljabar Boolean sebagai berikut, C =( A.B) ̅   dan apabila ditabelkan diperoleh seperti tabel 1.3. 

      Adapun   Gambar 1.3 mengambarkan  simbul NAND lama,  yang sampai saat ini masih sering dipakai  dalam rangkaian digital oleh American National Standard Institute (ANSI) dan Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE), serta simbul yang digunakan  oleh National Electrical Manufacturer’s Association (NEMA).


GAMBAR 1.3
Analogi dan Simbol Gerbang NAND

Masukan
Keluaran
A
B
CNAND
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0

                                    TABEL 1.3
        Tabel kebenaran Gerbang NAND 2 masukan

Earth Meter

        EARTH TESTER PENGUKURAN TAHANAN TANAH 




        Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk diketahui sebelum dilakukan pertahanan dalam system pengaman dalam instalasi listrik.untuk mengetahui besar tahanan tanah pada suatu area digunakan alat ukur suatu alat  ukur tahanan tanah digital yang memiliki  kemudahan dalam pembacaan nilai tahanan yang diukur.Alat ukur ini penampilannya menggunakan digital pada segmen segmen, sehingga dengan mudh menyimpan data-data yang terukur.perancangan alat ukur tahanan tanah digital dengan penanpilan analog. Hasil pengukuran secara analog sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukurannya.

        Grounding system adalah sebuah kegiatan usaha yang mengkhususkan diri pada jasa perencanaan instalasi kelistrikan, sistem pentanahan dan sistem proteksi, yang bertujuan untuk memberikan solusi menyeluruh berupa perlindungan peralatan elektronik, bangunan, ketersediaan layanan, dan keselamatan manusia terhadap kemungkinan bahaya kejut listrik serta kerusakan akibat petir/tegangan berlebih.

        Tujuan sistem pentanahan adalah untuk membatasi tegangan pada bagian-bagian peralatan yang tidak dialiri arus dan antara bagian-bagian tersebut dengan tanah, hingga tercapai suatu nilai yang aman untuk semua kondisi operasi, baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan.Sistem pentanahan berguna untuk memperoleh tegangan potensial yang merata dalam suatu bagian struktur dan peralatan, serta untuk memperoleh jalan balik arus hubung-singkat/arus gangguan ke tanah yang memiliki resistansi rendah. Sebab apabila arus gangguan dipaksakan mengalir ke tanah dengan tahanan yang tinggi, maka hal tersebut akan menimbulkan perbedaan tegangan yang besar sehingga dapat membahayakan.

        Pada saat terjadi gangguan, arus gangguan yang dialirkan ke tanah akan menimbulkan perbedaan tegangan pada permukaan tanah yang disebabkan karena adanya tahanan tanah.

TUJUAN UTAMA SISTEM PERTANAHAN

        Tujuan utama  pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching danelectrostatic discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.

Menurut IEEE Std 142™-2007, tujuan system pentanahan adalah:


  • Membatasi besarnya tegangan terhadap   bumi  agar berada dalam batasan yang diperbolehkan
  • Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi terjadinya hubungan yang tidak dikehendaki antara konduktor system dan bumi. Deteksi ini akan mengakibatkan beroperasinya peralatan otomatis yang memutuskan suplai tegangan dari konduktor tersebut.

        Grounding sistem dalam kebutuhannya untuk klien dan memberi nilai lebih dari segi keamanan, berupa perlindungan menyeluruh untuk investasi peralatan elektronik, bangunan, ketersediaan layanan, dan keselamatan manusia, tercakup dalam standar instalasi Grounding system yaitu sebagai berikut :

1. Instalasi GroundSys bertujuan untuk mencegah kerusakan/kerugian yang ditimbulkan akibat tegangan dan/atau arus berlebih yang terjadi pada kasus sambaran petir, kegagalan trafo distribusi PLN, atau kontak langsung secara tidak sengaja dengan kabel yang memiliki tegangan yang lebih tinggi, dengan penerapan sistem proteksi dan sistem pentanahan yang tepat dan terencana.

2. Instalasi GroundSys bertujuan untuk mengoptimalkan sistem kelistrikan agar tidak terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi kualitas tegangan secara keseluruhan, dan menjamin berfungsinya instalasi listrik dengan baik sesuai dengan maksud kegunaannya.

3. Instalasi GroundSys bertujuan untuk memberikan jaminan keselamatan dari bahaya kejut listrik, baik perlindungan dari sentuh langsung maupun tak langsung, serta perlindungan terhadap suhu berlebih yang dapat mengakibatkan kebakaran, luka bakar ataupun efek cedera lainnya.

        Perencanaan sistem pentanahan membutuhkan pengukuran karakteristik nilai resistansi tanah yang berbeda-beda dari satu daerah lokasi ke daerah lokasi lainnya.Dari hasil pengukuran tersebut diperoleh suatu data yang dijadikan acuan dasar dari keseluruhan perencanaan, guna menentukan target pencapaian nilai yang aman untuk semua kondisi operasi, baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan, yang selanjutnya diterapkan untuk segala jenis sistem instalasi, baik kelistrikan, maupun sistem proteksi.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAHANAN PENTANAHAN

         Suatu elektroda pentanahan tidak bisa ketika ditanamkan ke dalam tanah seketika memperoleh hasil yang baik, dalam hal ini nilai tahanan yang rendah.Banyak faktor, keduanya alami dan manusia, bisa mempengaruhi hasil. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Resistivitas Bumi: Resistivitas listrik dari  bumi (tahanan bumi untuk mengalirkan arus) menjadi bagian penting. Resistivitas bumi (ohm•meter) merupakan nilai resistansi dari bumi yang menggambarkan nilai konduktivitas listrik  bumi dan  didefinisikan sebagai tahanan, dalam ohm, antara permukaan yang berlawanan dari suatu kubus satu meter kubik dalam volume.
Resistivitas bumi dapat berubah-ubah dalam jarak sangat kecil dalam kaitan dengan kondisi-kondisi lokal tanah.Tabel-tabel berikut menunjukkan resistivitas bumi untuk berbagai jenis tanah. Tabel ini bermanfaat di dalam pemilihan penempatan di mana suatu pentanahan akan ditempatkan.

Tabel 1 menunjukkan tahanan jenis berbagai macam tanah serta tahanan pentanahan dengan berbagai kedalaman dan apabila digunakan pita pentanahan (grounding strip) dengan berbagai ukuran panjang.

JENIS SOIL
RESISTIVITAS (Ohm-meter)
Loam
5       -         50
Clay
4       -        100
Sand/Gravel
50       -      1,000
Limestone
5       -     10,000
Sandstone
20       -      2,000
Granite
1,000       -      2,000
Slates
600       -      5,000
TABEL 1
Variasi Nilai Resistivitas Berbagai Tanah


Jenis Tanah
Resistivitas (ohm –m)
Tanah Rawa
10-40
Tanah Liat
20 -100
Pasir Basah
50-200
Kerikil Basah
200 - 3000
Kerikil Kering
< 10000
Tanah Berbatu
2000 - 30000
TABEL 2
Nilai Resistivitas Tanah menurut pasal 320 – 1 PUIL 1987

2.Kelembaban Tanah: Tanah manapun, dengan  nilai kelembaban nol, bersifat isolasi. Kondisi ini jarang ditemui kecuali di area padang pasir atau selama periode dari musim kering ekstrim.
3.Kandungan Mineral Tanah: Air yang tidak mengandung  garam mineral merupakan bahan isolasi sama halnya dengan tanah dengan kelembaban nol.
4.Temperatur: Jika temperatur tanah berkurang, maka resistivitasnya meningkat terutama ketika temperatur tanah turun di bawah titik beku air, resistivitas akan meningkat dengan cepat.



Sensor Cahaya

PENGERTIAN SENSOR CAHAYA


Sensor Cahaya adalah salah satu alat yang digunakan dalam bidang elektronika, alat ini berfungsi untuk mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Alat ini memungkinkan kita untuk melakukan pendeteksian cahaya dan kemudian untuk melakukan perubahan terhadapnya menjadi sinyal listrik dan dipakai dalam sebuah rangkaian yang memakai cahaya sebagai pemicunya. Cara kerja dari alat ini adalah mengubah energy dari foton menjadi electron, umumnya satu foton dapat membangkitkan satu electron. Alat ini mempunyai kegunaan yang sangat luas salah satu yang paling popular adalah pada kamera digital. Beberapa komponen yang biasanya digunakan dalam rangkaian sensor cahaya adalah Light Dependent Resistor, Photodiode, dan Photo Transistor.
    
Sensor cahaya berdasarkan perubahan elektrik yang dihasilkan dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
  1. Photovoltaic : Yaitu sensor cahaya yang dapat mengubah perubahan besaran optik (cahaya) menjadi perubahan tegangan. Salah satu sensor cahaya jenis photovoltaic adalah solar cell.
  2. Photoconductive : Yaitu sensor cahaya yang dapat mengubah perubahan besaran optik (cahay) menjadi perubahan nilai konduktansi (dalam hal ini nilai resistansi). Contoh sensor cahaya jenis photoconductive adalah LDR, Photo Diode,Photo Transistor. 
Gambar Rangkaian Sensor Cahaya

PRINSIP KERJA SENSOR CAHAYA


Prinsip kerja dari rangkaian sensor cahaya diatas sebenarya sangat sederhana. Pembagian tegangan antara VR1 dan LDR merupakan inti dari rangkaian sensor cahaya diatas. Kenaikan tegangan pada VR1 akan mengurangi tegangan yang jatuh pada LDR, begitupun sebaliknya kenaikan tegangan pada LDR akan mengurangi tegangan jatuh pada VR1. Pembagian tegangan sesuai dengan rumus pembagi tegangan yang berlaku pada rangkaian seri, tegangan supply 9 volt sama dengan jumlah tegangan pada R1, VR1 dan LDR. VR1 digunakan untuk memposisikan tegangan pada LDR supaya berada pada titik kritis dan tidak sampai membuat transistor Q1 menjadi aktif. Sehingga pada saat kedaan cahaya semakin gelap tegangan pada LDR akan membuat transistor Q1 menjadi aktif. Hal ini dikarenakan nilai resistansi LDR akan naik apabila intensitas cahaya semakin gelap. Jika kita ingin membuat rangkaian sensor yang aktif pada saat cahaya semakin terang maka kita tinggal menukar posisi antara LDR dengan potensio VR1. Untuk prinsip kerjanya pada dasarnya sama dengan rangkaian sensor cahaya aktif gelap diatas. Kesemua rangkaian memanfaatkan hukum pembagi tegangan atau pengaturan arus ke basis transistor yang digunakan sebagai saklar.

        Sebagai catatan bahwa sensor cahaya yang menggunakan LDR sebagai komponen peng-indra atau perasa mempunyai respon yang relatif lambat. Sehingga jika anda ingin membangun rangkaian yang mempunyai respon yang cepat seperti untuk penghitungan pada rangkaian counter maka LDR tidak cocok untuk digunakan. Mungkin anda bisa memanfaatkan sensor infra merah atau komponen sensor yang lain. Cahaya infra merah bisa anda dapatkan dengan membuat rangkaian pemancar infra merah yang terdiri dari led infra merah yang berfungsi sebagai pengahasil cahaya infra merahnya.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SENSOR CAHAYA


Banyak orang di dunia ini terlalu sibuk untuk mengurusi masalah-masalah sepele seperti mematikan lampu di pagi hari. Lampu yang dapat menyala sendiri pada malam hari dan padam sendiri pada pagi hari sangat memudahkan orang-orang sibuk dengan rutinitas sehari-hari dalam mengontrol lampu rumahnya. Lampu tidak harus menyala seharian saat pemiliknya lupa memadamkan. Dengan teknologi ini, tagihan listrik dapat dikontrol sehingga efektif dan efisien. Upayauntuk menghemat energi untuk kepentingan bersama dapat terwujud karena tidak ada pemborosan listrik saat lupa memadamkan lampu. Teknologi lampu ini sangat mudah digunakan sesuai dengan cara kerjanya yang otomatis serta ramah lingkungan. Selain itu, untuk skala penggunaan yang lebih besar, teknologi lampu sensor cahaya dapat diterapkan pada bagian luar gedung perkantoran, perusahaan industri dan PT PLN sebagai perusahaan yang mengelola penyediaan energi miliknegara.Lampu sensor cahaya lebih mudah digunakan karena pemilik tidak perlumengatur waktu agar lampu dapat menyala atau padam otomatis seperti pada alat timer . Teknologi lampu ini tidak menggunakan alat timer karena pada alat timer , lampu akan otomatis padam atau menyala jika waktu penghitung mundur habismasa berlakunya. Alat timer memiliki kelemahan jika diterapkan saat cuacamendung dan membutuhkan penerangan. Saat mendung, suasana lingkungandalam keadaan gelap. Jika menggunakan teknologi sensor cahaya, lampu akan otomatis menyala, sedangkan pada timer waktu tidak. Apalagi lama waktu penyinaran cahaya matahari berbeda beda setiap harinya, tentu akan sangatmerepotkan jika harus mengatur  setting waktu setiap hari.
 Dari segi perawatan, alat sensor cahaya tidak memerlukan perawatankhusus karena terbuat dari komponen sederhana berupa  switching electronic yang banyak terdapat di toko-toko perlengkapan elektronik. Pemilik hanya harus mencegah agar lempengan komponen lampu tidak terkena air. Hal ini dapatdiatasi dengan memasang kotak pelindung pada lempengan. Jenis lampu yangdapat digunakan juga terserah pada pengguna. Kinerja alat sensor tidak akanmempengaruhi keawetan lampu itu sendiri. Apabila lampu yang digunakan berkualitas baik, maka lampu dapat bertahan lama.
Namun yang menjadi kekurangan teknologi lampu sensor cahaya adalah tata letaknya yang hanya dapat dipasang pada bagian luar rumah/gedung. Padahal pada bagian dalam rumah juga terdapat banyak lampu yang memerlukan teknologi sensor cahaya agar penghematan energi listrik semakin maksimal.Untuk mengatasinya, pemilik harus membuat rangkaian seri tambahan yang menghubungkan lampu-lampu didalam ruangan dengan alat sensor yang dipasangdi luar ruangan. Selain itu, karena masih merupakan gagasan dan perlu pengembangan lebih lanjut daya lampu maksimal yang dapat diterima oleh teknologi ini hanya sebesar 40 watt. Apabila lampu yang digunakan melebihi beban maksimal, lampu akan berkedip yang menandakan alat sensor tak berfungsidan pemilik harus segera mematikan/melepaskan lampu dari Fitting .Lampu dengan daya maksimal 40Watt hanya cocok untuk penerangan dirumah tangga, sedangkan untuk kebutuhan penerangan dalam skala besar seperti pada gedung perkantoran dan industry diperlukan daya yang sangat besar.
Oleh karena itu, teknologi lampu sensor cahaya yang diterapkan sedikit berbeda. Apabila ingin menerapkan teknologi ini untuk kebutuhan dalam skala besar maka ukuran alat juga harus dibuat lebih besar dan otomatis biaya pembuatannya juga bertambah